Sukses

Ribuan Hektare Hutan Kalbar Musnah

Kebakaran menghanguskan ribuan hektare hutan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Selain di kawasan Sanggau, kabut asap akibat pembakaran hutan ini merambah hingga ke Malaysia.

Liputan6.com, Sanggau: Ribuan hektare hutan dan lahan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, musnah terbakar. Rimba bagian barat Pulau Borneo yang dulunya lebat kini berubah menjadi padang tandus dan gersang. Hanya bekas tebangan dan pohon-pohon hangus yang tersisa. Demikian pemantauan SCTV hingga Senin (28/8).

Masyarakat setempat dituding sebagai pelaku pembakaran dengan maksud membuka lahan pertanian dan perkebunan sawit. Selain tradisi, pembakaran ini terjadi karena minimnya penyuluhan atau larangan pemerintah akan bahaya membakar hutan dan lahan. Namun, warga balik menuding para pengusahalah yang membakar areal hutan dalam jumlah besar dan tak pernah diproses.

Ratusan titik api yang tersebar di mana-mana menimbulkan kabut asap di daerah Sanggau. Selain mengganggu aktivitas, asap tebal ini mengancam kesehatan. Kabut asap bahkan merambah hingga ke wilayah Malaysia yang berbatasan langsung dengan Sanggau, yakni Negara Bagian Sarawak.

Sementara itu, kondisi udara di wilayah Pekanbaru, Riau, telah kembali normal sejak pagi tadi. Hujan yang mengguyur dalam dua hari belakangan cukup efektif menipiskan kabut asap. Meski demikian, upaya pemadaman kebakaran hutan Taman Nasional Tesso Nilo, Pelalawan, Riau, masih terus berlangsung. Selain lewat darat, petugas pemadam kebakaran hutan menggunakan bom air yang diangkut helikopter. Sekitar 100 regu pemadam kebakaran hutan yang terdiri dari Manggala Agni, polisi, dan awak helikopter terlibat dalam usaha ini.

Kebakaran di kawasan Tesso Nilo diduga disengaja. Tiga perusahaan pemilik hak pengelolaan hutan di lokasi tersebut yakni PT Najak Makmur, PT Hutani Sola Lestaro yang dulu bernama PT Sola Gratia, dan PT Siak Raya menjadi sasaran. Ketiganya seolah membiarkan warga menjarah dan membakar lahan mereka. akibatnya, kebakaran merambat ke kawasan Tesso Nilo.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Wiliastra Danny menyatakan pihaknya sudah lama mengusulkan agar HPH ketiga perusahaan itu dicabut. Sayangnya, BKSDA Riau tidak mengetahui pasti alamat ketiga pemegang HPH yang sebelumnya berkantor di Pekanbaru ini. Wilistra menambahkan, selanjutnya akan mengubah fungsi hutan tanaman industri menjadi kawasan hutan lindung [baca: Hutan Konservasi Baning Terbakar].

Bukan kali ini saja ketiga perusahaan itu bermasalah. Sebuah lembaga swadaya masyarakat asal Belanda pada tahun 2003 mensinyalir ketiga perusahaan itu menebang kayu di luar area HPH. Untuk itu, Departemen Kehutanan berharap pihak-pihak yang merasa memiliki bukti bahwa ketiga perusahaan tersebut terlibat dalam kebakaran hutan atau pelanggaran usaha segera melapor.

Saat ini, Kepolisian Riau terus mengejar pelaku pembakaran di kawasan Tesso Nilo. Hingga hari ini, 52 orang ditangkap dan dijadikan tersangka pelaku pembakaran. Ironisnya para tersangka itu mengaku sebagai suruhan orang yang dikenal sepintas. Sementara pengusaha perkebunan belum ada seorang pun yang dibekuk.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.