Sukses

Pertamina Mengurangi Alokasi Solar Sejak April 2001

Jumlah alokasi solar ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten dikurangi sejak 1 April 2001. Tujuannya, untuk meniadakan penyelewengan.

Liputan6.com, Jakarta: Pertamina mengurangi alokasi solar ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten sejak 1 April 2001. Bila Maret silam, jumlah alokasi solar ke SPBU sebanyak 220.945 kiloliter, pada April melorot menjadi 211.862 kiloliter. Demikian diungkapkan Kepala Hubungan Masyarakat Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri III Awi Adil, di Jakarta, baru-baru ini.

Awi mengatakan, pengurangan tersebut telah dihitung berdasarkan kebutuhan rata-rata SPBU mulai dari Oktober 2000 hingga Maret tahun ini. Tujuannya agar kelebihan solar bersubsidi yang beredar tak diselewengkan untuk konsumsi industri. Namun, ia tak menolak anggapan bahwa langkah pengendalian yang dilakukan Pertamina ini, sedikit banyak menimbulkan keluhan kelangkaan solar di masyarakat. Selain itu, tambah dia, kepanikan masyarakat juga memicu kelangkaan solar.

Hal tersebut dibenarkan Anshori, pengelola sebuah SPBU di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Ia menjelaskan, sebetulnya pasokan solar tak mengalami perubahan, yakni sebesar 32 kiloliter per hari. Namun, lantaran konsumen cenderung mengisi solar lebih banyak dari biasanya, maka pada waktu tertentu pasokan tersebut tak mencukupi untuk persediaan sehari saja. Padahal, tambah dia, dalam kondisi normal jatah sebesar 32 kiloliter ini seharusnya mencukupi. Apalagi, ia mengaku sejak April silam sudah tak lagi melayani permintaan dari tiga buah hotel yang membeli solar sebanyak 6 kiloliter per pekan.(AWD/Dian Pertiwi dan Irfan Effendi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.