Sukses

Yayasan Amalillah Kembali Meniupkan "Angin Surga"

Yayasan Amalillah hendak membagikan uang cuma-cuma yang jumlahnya bervariasi, Rp 1,5 juta hingga Rp 15 juta. Dana akan cair antara September atau Oktober 2006.

Liputan6.com, Jakarta: Kasus yang pernah santer pada 2002 kini kembali berembus kencang. Aktor dan kasusnya masih sama: Yayasan Amalillah (YA) yang hendak membagikan uang cuma-cuma yang jumlahnya bervariasi, Rp 1,5 juta hingga Rp 15 juta.

Sejumlah pengurus YA, baru-baru ini, bergerilya di Tangerang, Banten dan Pasuruan, Jawa Timur. Mereka menjanjikan memberikan dana hibah dengan syarat super ringan. Warga hanya perlu menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk. Jumlah uang akan berlipat bila warga mau membeli meterai yang dibawa sang petugas [baca: Ratusan Warga Tangerang dan Pasuruan Tertipu].

Ada yang mau, tapi tak sedikit pula yang mengerutkan kening. Benarkah? Yang pasti, menurut perhitungan, YA yang berkantor di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, sudah mengantongi uang miliaran rupiah.

Angka miliaran rupiah di atas cukup masuk akal. Sebab, mereka yang disebut anggota atau mereka yang telah mendaftarkan diri menjadi makmum yayasan diharuskan membayar biaya administrasi sebesar Rp 20 ribu. Sementara, sejak didirikan pada 1998 hingga sekarang, jumlah anggota YA sudah mencapai puluhan ribu orang yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Bahkan, menurut seorang pengurus YA, sampai saat ini yayasan yang keadaan kantornya jauh dari kesan mewah itu mengelola dana hibah yang jumlahnya bisa membuat rakyat jelata kontan pingsan, kalau memang ada, yaitu Rp 35 triliun. Semua itu, kata sang pengurus, akan dibagikan kepada seluruh anggota.

Dia menjelaskan, sebenarnya setiap makmum dijanjikan mendapat bantuan Rp 24 juta. Rinciannya Rp 4 juta untuk yayasan, Rp 5 juta untuk pengurus, dan sisanya Rp 15 juta untuk makmum. Dana kemungkinan cair antara September atau Oktober 2006.

Tak mengherankan bila kini kantor YA sering didatangi anggotanya. Mereka meyakini dana akan cair. Namun banyak pula di antara mereka yang mulai resah karena dana tak kunjung turun. Keresahan antara lain tercermin dari banyaknya surat elektronik (e-mail) yang mereka buat. Mereka khawatir YA hanya meniupkan angin surga.

Kekhawatiran kebanyakan anggota YA sangat beralasan. Apalagi, empat tahun silam, empat pengurus teras YA di Gresik digiring masuk bui. Mereka adalah Ketua Dewan Pimpinan Pusat Gresik Abdul Kholiq, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Manyar H. Zaudi, Ketua DPC Cerme Abdul Rokhim, dan Bendahara Yayasan Amalillah Nurul. Keempatnya dituduh menipu puluhan ribu warga Gresik.(ICH/Erlangga Wisnuaji dan Noviar Jamaal)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini