Salah seorang korban adalah Mustofa. Kakek berusia 64 tahun warga Cisauk, Tangerang, Banten ini mengatakan sebulan lalu bersama warga lainnya didatangi orang yang mengaku dari perwakilan Yayasan Amalillah. Orang itu berjanji akan memberikan Rp 1,5 juta bagi warga yang menyerahkan fotokopi KTP dan Rp 15 juta kalau mereka membeli selembar meterai seharga Rp 30 ribu.
Tawaran yang sulit ditolak. Dalam tempo singkat "sang petugas" berhasil mengumpulkan 500 fotokopi warga, tapi tak seorang pun membeli meterai karena cukup mahal. Tapi, tambah Mustofa, orang itu tak pernah kembali lagi setelah tak ada warga yang mau membeli meterai.
Iming-iming dana jutaan rupiah dari Yayasan Amalillah juga marak di Pasuruan, Jawa Timur. Salah satu korbannya adalah Anto. Bahkan lelaki ini mengaku sudah membeli meterai senilai Rp 20 ribu dan berharap dana hibah Rp 15 juta.
Advertisement
Sementara pengurus Yayasan Amalillah yang berkantor pusat di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat menyangkal menipu. Dana hibah senilai Rp 15 juta per orang yang dijanjikan pada puluhan ribu anggotanya di Indonesia memang belum bisa dicairkan sejak 1998. Dana masih diproses.
Tahun 2002, Yayasan Amalillah sempat ramai dibicarakan ketika empat pengurusnya ditahan di Markas Kepolisian Resor Gresik, Jatim. Mereka tuduhan menipu warga dengan modus sama.(ICH/Abdul Rosyid dan Dandy Arigafur)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.