Sukses

Indramayu dan Langkat Dilanda Kekeringan

Musim kemarau berkepanjangan menyebabkan sebagian wilayah Indramayu, Jabar dan Langkat, Sumut, dilanda kekeringan. Di Alor, NTT, warga menyiapkan tanaman alternatif dengan cara tumpang sari.

Liputan6.com, Indramayu: Musim kemarau yang telah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir menyebabkan warga di sejumlah desa di Kecamatan Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, kesulitan mendapatkan air bersih. Warga terpaksa mengambil air dari sumur tua di Desa Tegal Mulya yang jaraknya mencapai lima kilometer dari rumah mereka. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian warga menjual air bersih seharga Rp 500 hingga Rp 1.000 per galon.

Kekeringan juga melanda empat desa di tiga kecamatan Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Ribuan hektare sawah mengering dan tanahnya retak-retak karena tidak mendapatkan pasokan air. Berbagai cara telah dilakukan petani untuk mengairi sawah mereka termasuk dengan membuat sumur bor. Kendati demikian upaya tersebut belum menunjukkan hasil maksimal. Para petani kini berharap turunnya bantuan dari pemerintah. Hal yang sama juga terjadi di Kulonprogo, Yogyakarta, serta Kabupaten Bandung, Jabar [baca: Harga Beras Diperkirakan Terus Melonjak].

Sementara itu, untuk menghadapi ancaman kelaparan pada musim kemarau petani di Kabupaten Alor, Nusatenggara Timur, menyiapkan tanaman alternatif yang ditumpang sari dengan tanaman keras. Ubi kayu ditanam secara tumpang sari dengan kopi, kemiri, dan kakao yang biasa ditanam warga. Tanaman alternatif ini merupakan tabungan pangan bagi petani dan keluarganya bila jagung dan beras sudah habis dikonsumsi.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.