Sukses

Reformasi Pemilu Menuju Indonesia Berdemokrasi

Secara umum setelah sewindu reformasi, proses demokrasi dengan pemilihan langsung dinilai cukup sukses. Mantan Ketua MPR Amien Rais minta pemimpin yang terpilih berjuang untuk rakyat.

Liputan6.com, Jakarta: Proses reformasi yang diawali dengan lengsernya mantan Presiden Soeharto telah berlangsung sewindu. Salah satu buah reformasi adalah pemilihan presiden langsung. Sebuah babak baru sejarah demokrasi Indonesia setelah setengah abad lebih, pemilihan presiden dilakukan perwakilan anggota MPR yang dinilai mengurangi bobot demokrasi.

Mantan Ketua MPR Amien Rais mengatakan, suara rakyat merupakan suara yang sangat menentukan. "Seolah-olah suara itu suara Tuhan," kata Amien. Tak heran, legitimasi yang dimiliki sang pemenang pemilihan langsung ini begitu kuat. Namun, Amien mengingatkan agar para pemimpin supaya berjuang dan bekerja untuk rakyat yang telah memilihnya.

Produk reformasi lainnya adalah pemilihan kepala daerah langsung (pilkada) sebagai pelaksanaan dari otonomi daerah. Namun pilkada memunculkan banyak konflik. Bahkan aksi anarkis. Pengamat politik J. Kristiadi mengatakan, kericuhan seputar pilkada disebabkan elite politik. "Elite jauh kurang siap dalam menghadapi hasil-hasil pilkada," ungkap Kristiadi.

Pendapat senada diungkapkan pengamat politik, Bachtiar Effendi. Menurut dia, rakyat tidak akan serta merta marah dan bertindak anarkis jika calon yang dijagokannya kalah. "Yang pasti mereka kecewa," ujar Bachtiar. Dia menambahkan, kerusuhan terkait pilkada disebabkan adanya pihak yang menggerakkan karena merasa dirugikan.

Masalah yang timbul dalam pilkada bukan hanya setelah penghitungan suara. Namun, dimulai saat sosialisasi hingga netralitas penyelenggara. "Kadang-kadang ada pihak atau oknum KPUD [Komisi Pemilihan Umum Daerah] yang kurang netral,' kata Menteri Dalam Negeri Muhammad Ma`ruf. Meski demikian, menurut catatan Depdagri, dari 240 pelaksanaa pilkada kurang dari 10 persen yang timbul konflik dan kerusuhan.

Namun secara umum pemilihan langsung sebagai salah satu agenda reformasi demi terselenggranya pemerintahan yang demokratis telah dijalankan. Dan, dinilai sukses. Pendewasaan akan pemahaman demokrasi harus selalu dilakukan karena dalam demokrasi harus siap menang dan kalah dalam sistem yang transparan dan adil. "Harus pandai mengendalikan diri dalam arti kalah atau menang," ujar Amien.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.