Sukses

Kenaikan HET Belum Menjamin Kelangkaan Pupuk

Menurut sejumlah pengamat, kebijakan pemerintah menaikkan HET pupuk belum menjamin kelangkaan pupuk dapat teratasi. Sebab, selain perlu merevisi tata niaga, pemerintah harus mendorong petani menggunakan pupuk organik.

Liputan6.com, Jakarta: Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2006 untuk mensubsidi pupuk memang menjadi alasan pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk sebesar 10 hingga 15 persen pada Mei mendatang. Selain sudah final, keputusan ini juga dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sebesar 6,4 juta ton.

Menurut sejumlah pengamat, kebijakan menaikkan HET pupuk ini belum menjamin pemerintah dapat mengatasi kelangkaan pupuk. Sebab, selain perlu merevisi tata niaga, pemerintah harus mendorong petani menggunakan pupuk organik agar ketergantungan terhadap pupuk kimia atau anorganik dapat dikurangi. "Sebenarnya masalah produksi itu harus dicukupi. Lantas, kenapa terjadi masalah produksi dan distribusi. Di tingkat itu ada permainan distribusi," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Rachmat Pambudy di Jakarta, baru-baru ini.

Sementara itu, menurut Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso, penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi hingga 50 persen dalam 5 tahun mendatang. Diperkirakan saat ini pupuk jenis urea tersedia sebanyak 5,4 juta ton untuk tahun ini. Sementara kebutuhan dalam negeri mencapai 5,8 juta ton per tahun.

Adapun persentase kenaikan berbagai jenis pupuk sebesar 10 hingga 15 persen ini, di antaranya untuk jenis urea dari Rp 1.050 menjadi Rp 1. 200 per kilogram. Pupuk ZA menjadi Rp 1.050 dari Rp 950 per kilogram. Pupuk SP 36 melonjak dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.550 per kilogram. Sedangkan NPK menjadi Rp 1.750 dari Rp 1.600 per kilogram [baca: Kenaikan Harga Pupuk Sudah Final].(ZIZ/Zulkarnain dan Yuyung Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini