Senam bersama ini dilakukan di ruang kelas yang juga menjadi tempat pengungsian korban selamat. Langkah ini terlihat cukup berhasil menghilangkan kesedihan anak-anak yang kehilangan anggota keluarga dan rumah mereka. Mereka menyambut positif kegiatan ini. "Saya senang karena kegiatan ini bisa untuk menghibur diri," ujar salah seorang anak, Yeni Hasanah.
Menurut salah seorang guru pembimbing anak-anak korban longsor, Era Suwarni, kegiatan ini adalah bagian dari program pemulihan psikologi untuk mengatasi trauma anak-anak pascabencana. Beberapa orang dari Persatuan Guru Republik Indonesia juga turut terlibat dalam kegiatan ini.
Hingga pekan ke dua sejak terjadinya musibah longsor, sedikitnya terdapat 500 lebih pengungsi yang masih bertahan di tenda darurat dan gedung sekolah. Mereka mulai mempersiapkan diri untuk pindah ke lokasi permanen yang saat ini tengah dipersiapkan pemerintah setempat [baca: Longsor Susulan Menerjang Pemalang, Ratusan Warga Mengungsi]. (ADO/Mardianto dan Heri Susanto)
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.