Sukses

Bentrokan Polisi-Tentara di Poso karena Salah Paham

Pihak TNI dan Polri sepakat bahwa baku tembak di Poso, Sulteng, terjadi karena kesalahpahaman polisi dan tentara di lapangan. Ketua DPR Agung Laksono menilai insiden ini dipicu kecemburuan antarkorps.

Liputan6.com, Jakarta: TNI dan Polri menyepakati bentrokan antara anggota Brigade Mobil dan Batalyon Kavaleri di Poso, Sulawesi Tengah, kemarin malam, terjadi karena kesalahpahaman. Baik Polri maupun TNI menolak baku tembak antara aparat keamanan lantaran arogansi masing-masing institusi yang memiliki senjata. "Kejadian itu adalah dampak kesalahpahaman di lapangan," kata Kepala Dinas Penerangan Umum TNI Kolonel Ahmad Yani Basuki di Jakarta, Selasa (10/1) sore.

Ahmad menambahkan, Panglina TNI Jenderal Endriartono Sutarto sangat menyesalkan insiden ini. Sedangkan tentara yang terbukti melanggar displin akan diproses secara hukum. Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Paulus Purwoko menegaskan, pihaknya akan mengusut anggota yang melakukan tembakan di udara [baca: Kalla Menyesalkan Bentrokan TNI-Polri di Poso].

Lebih jauh, Ketua DPR Agung Laksono melihat pemicu pertikaian antara TNI dan Polri adalah kecemburuan antarkorps setelah Polri lepas dari TNI. "Tentara itu di bawah Departemen Pertahanan sedangkan polisi langsung di bawah Presiden," kata Agung. Dia berharap, masalah-masalah ini bisa diselesaikan sehingga tidak menimbulkan kecemburuan.

Kontak senjata antara tentara dan polisi jelas mengejutkan warga Poso. Mereka menaruh harapan yang besar pada Polri dan TNI untuk mengawal wilayah rawan konflik itu. Namun, yang terjadi malah TNI dan Polri saling menyerang dan memuntahkan peluru di wilayah yang merindukan kondisi aman dan damai itu.

Seorang warga mengaku sedih. "Kalau begini bagaimana aparat bisa bekerja sesuai dengan keinginan masyarakat," kata pria ini. Warga juga berharap kejadian ini tidak terulang. "Semoga polisi dan tentara bisa akur lagi untuk menjaga keamanan di Poso," kata seorang ibu.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.