Sukses

Sajadah Unik dari Kain Perca

Liliana tidak hanya pintar mendesain ruangan namun kepandaiannya sebagai arsitek juga dikembangkan untuk membuat sebuah produk bernilai ekonomis tinggi. Sajadah dari kain perca buatannya banyak diminati konsumen menengah ke atas.

Liputan6.com, Jakarta: Ilmu arsitektur ternyata tidak hanya diaplikasikan untuk mendesain bangunan atau ruangan saja tapi bisa dikembangkan menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomis tinggi. Produk itu disebut quilt prayet mat atau sajadah dari kain perca. Sajadah unik dan menarik ini hasil karya Liliana Djamaluddin. 

Ibu dua anak ini bukan hanya dikenal sebagai arsitek namun kini sudah menjadi pengusaha sukses melalui produknya ini. Meski kesibukannya bertambah karena harus tetap bekerja kantoran di salah satu perusahaan kontraktor nasional. Namun, Liliana optimis usaha yang baru dijalani sejak dua tahun silam ini akan berjalan dengan baik. Buktinya, sajadah unik hasil buah tangannya ini kian hari makin dikenal masyarakat meski masih diproduksi dalam jumlah yang terbatas.

Ternyata pula, kretivitas Liliana tidak hanya ditujukan untuk keuntungan pribadi semata. Namun, dia juga memiliki misi sosial ingin memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Liliana pantas membutuhkan orang lain untuk membantu usahanya. Pasalnya, perusahaannya kini mulai dibanjiri pemesan. Bahkan saat Idul Fitri 2005 silam. Liliana sempat kewalahan karena makin banyaknya pesanan. Meski sudah dibantu tiga orang karyawannya, rata-rata Liliana hanya mampu memproduksi sebanyak 26 buah per bulan.

"Lebaran kemarin pesanan mencapai sekitar 200 hingga 250 buah. Itu pun terpaksa banyak yang ditolak karena memang kita kekurangan tenaga. Tapi, mereka tetap minta pesanannya dipenuhi sesudah Lebaran. Alasanya, akan diberikan saat halal bihalal kantor," kata Liliana.  

Konsumen banyak yang menyukai sajadah hasil karya Liliana karena memang kualitas produknya selalu terjaga. Selain selalu menggunakan bahan dasar kain yang bermutu tinggi, desainnya juga diupayakan menarik.

Biasanya, Liliana memakai kain dari bahan satin dan bahan-bahan channel yang umumnya masih diimpor. Sedangkan desainnya, biasanya dia mengambil sumber idenya dari arsitektur masjid-masjid Islam yang terdapat di berbagai belahan dunia. Agar mutu dan kualitasnya tetap terjaga, Liliana sengaja hanya memproduksi satu jenis sajadah untuk setiap desain dan padanan warnanya.

Diakui Lilinan, pengerjaan sajadah kreasinya ini tidak bisa dilakukan secara terburu-buru karena perlu ketelitian. "Karena ini kan pakai teknik quilting ya bukan cuma patchwork saja," kata Liliana. Tak hanya itu, pembuatan desainnya juga membutuhkan waktu yang panjang. Begitu desain sudah dicetak, biasanya tidak ada perubahan. Awalnya dibuat kecil, hanya seukuran A4. Kemudian dicetak ukuran besar skala 1:1 dengan komputer. "Biasanya saya bikin dua set. Salah satunya untuk panduan mereka yang menjahit supaya bisa melihat ukurannya," imbuh Liliana.

Harga sajadah yang ditawarkan Liliana biasanya beragam mulai dari Rp 125 ribu untuk sajadah kepala hingga Rp 395 ribu untuk sajadah panjang. Sistem pemasaran yang dilakukan Liliana cukup sederhana yakni, hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan sesekali mengikuti bazar bernuansa Islami. Namun, diakui Liliana, hingga kini usahanya tidak pernah sepi dari pemesan. 

Respons positif biasanya datang dari masyarakat yang mayoritas berasal dari kalangan menengah ke atas. Ini memang sesuai dengan pasar yang memang dibidik Liliana untuk produk sajadah dari kain perca ini. Seperti dikatakan salah seorang konsumennya Elviera Pramono. Dia mengakui bahan yang dipakai seperti tenun dan satin, bukan bahan biasa dan kualitasnya bagus. Dan, yang membedakannya sajadah ini dibuat dengan tangan. "Untuk gift-nya juga bagus. Selain itu harganya juga tidak mahal," kata Elviera yang menggunakan sajadah ini untuk keperluan sendiri supaya salatnya lebih khusyuk.

Kini, dengan pencapaian omzet hampir mencapai Rp 10 juta per bulan, Liliana berencana akan mengembangkan usahanya lebih besar lagi agar dapat memberikan lapangan pekerjaan yang lebih luas pula. Karena itu, Liliana telah menyiapkan sebuah ruangan khusus di kantornya untuk memperluas lahan usaha. Selain itu, dia juga rutin menimba ilmu dengan memiliki berbagai buku-buku arsitektur masjid di dunia untuk menambah kreasi desainnya.(IAN/Tim Usaha Anda) 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.