Kegiatan yang berlangsung di sejumlah gereja seperti Gereja Katolik Paroki Ignatius di Jalan Sudirman, Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Sentrum Manado, dan GMIM Paulus itu disambut antusias. Hal ini memiliki makna mendalam dalam rangka membangun kebersamaan dan solidaritas antarumat beragama.
Tradisi berbagi seperti ini mulai dijalani warga Manado sejak konflik bernuansa SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) meletus di beberapa daerah seperti Ambon dan Poso. Ungkapan rasa kebersamaan ini juga dilakukan umat Nasrani saat Lebaran silam.
Sukacita perayaan Natal juga dirasakan jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) di Tangerang, Banten. Mereka tetap antusias meski harus menumpang di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) untuk melaksanakan misa Natal. Ini lantaran bangunan GKPI digusur Pemerintah Kabupaten Tangerang pada November silam dengan alasan berdiri di lahan milik Sekretariat Negara [baca: Empat Gereja di Tangerang Digusur].
Advertisement
Tepat di sebelah GBKP di kawasan Bencongan, Tangerang itu berdiri Gereja Bethel Indonesia (GBI). Di gereja ini, misa Natal juga digelar bergantian oleh jemaat dari tiga gereja lain yang juga tergusur. Mereka adalah jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Pantekosta Indonesia (GPI), dan Gereja Pantekosta Haleluya Indonesia (GPHI).
Menurut para jemaat, pengelola GBI dan GBKP mengizinkan mereka menggelar misa di hari Natal dan Tahun Baru. Sementara untuk kebaktian minggu akan digelar tenda darurat yang didirikan di bekas bangunan gereja. Situasi serba darurat tersebut sudah berlangsung beberapa waktu terakhir ini.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.