Sukses

Deklarasi Islam untuk Perdamaian

Massa PKB menghadiri Deklarasi Islam untuk Perdamaian bersama sejumlah tokoh seperti Gus Dur dan K.H. Abdul Hay Naim. Deklarasi menolak diskriminasi, kekerasan, dan terorisme yang dituduhkan kepada Islam.

Liputan6.com, Jakarta: Ribuan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa berkumpul di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Ahad (18/12). Mereka menghadiri Deklarasi Islam for Peace yang dihadiri sejumlah tokoh atau ulama PKB seperti Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Kiai Haji Abdul Hay Naim.

Deklarasi yang dibacakan K.H. Abdul Hay Naim ini menentang kekerasan berkedok Islam. Mereka juga menolak berbagai bentuk diskriminasi, kekerasan, dan terorisme yang dituduhkan kepada Islam. Pada kesempatan ini, Gus Dur mengemukakan pemerintah tak boleh gegabah menuduh sembarang pihak sebagai sumber dan pelaku terorisme. "Jangan curiga, kayak father Kalla itu," kata Gus Dur [baca: Pemerintah Mencanangkan Perang Total Melawan Radikalisme]. Mantan Ketua Nahdlatul Ulama ini menambahkan Islam bukan agama yang mengatasnamakan kekerasan. Namun agama yang mengajak perdamaian.

Sebelum berkumpul di Parkir Timur, massa terlebih dulu melakukan jalan santai. Jalan santai yang diikuti orang tua hingga anak-anak dimulai sejak pukul 06.00 WIB. Massa mengunakan seragam dan atribut PKB ini mulai bergerak dari Bundaran Hotel Indonesia. Selanjutnya massa menyusuri Jalan Jenderal Sudirman dan berakhir di Parkir Timur.

Sementara itu, ratusan massa Hizbut Tahrir Indonesia untuk kesekian kalinya berdemonstrasi menentang terorisme di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Massa yang didominasi perempuan menyerukan penolakan terhadap sejumlah tindakan pemerintah dalam memerangi terorisme di Tanah Air. Demonstran menilai kampanye pemerintah memerangi terorisme memberi citra buruk kepada agama Islam. Karena itu organisasi massa Islam ini mendesak pemerintah melakukan perang melawan terorisme dengan cara tidak menyudutkan umat Islam.

Menurut Achmad Junaidi, Ketua Hizbut Tahrir DKI Jakarta, pascaterbunuhnya Doktor Azahari, tindakan pemerintah melawan aksi teror semakin menyudutkan umat Islam. Tindakan tersebut antara lain menyerang konsep jihad menurut syariat Islam, pengawasan pesantren hingga penyusupan aparat keamanan ke dalam kelompok-kelompok Islam.(MAK/Mochamad Achir dan Anambutono)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini