Di tengah arus lalu lintas yang padat, demonstran meneriakkan yel-yel sambil membawa poster dan spanduk anti-WTO. Pengunjuk rasa juga menggelar happening art yang menggambarkan WTO tidak memihak negara miskin. Mereka bahkan menuntut WTO dibubarkan karena dianggap sebagai lembaga yang melegalkan monopoli perdagangan oleh negara maju terhadap negeri miskin.
Di Jambi, sejumlah mahasiswa yang mengklaim Front Rakyat Anti-imperialis juga berunjuk rasa menolak Indonesia menjadi anggota WTO. Mereka menuding kegiatan WTO justru akan memperburuk perekonomian di Tanah Air. Apalagi, bila kesepakatan perdagangan dan jasa akan diratifikasi pemerintah Indonesia. Pengunjuk rasa menilai, kondisi ini bakal berdampak pada berbagai bidang. Termasuk dunia pendidikan karena terjadi komersialisasi pendidikan terutama pada level pendidikan tinggi. Demonstran menyebutkan, selayaknya pendidikan adalah tanggung jawab negara.(DNP/Tim Liputan 6 SCTV)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.