Sukses

Merayakan Panen dengan Menari Padoa

Tarian Padoa dipentaskan setiap malam setelah bulan purnama untuk merayakan panen sekaligus ajang mencari pasangan hidup. Tarian ini telah dipentaskan turun temurun oleh Suku Sabu sejak abad X.

Liputan6.com, Kupang: Sejumlah warga Suku Sabu, Kupang, Nusatenggara Timur, antusias menyaksikan pementasan Tari Padoa yang digelar, baru-baru ini. Tarian khas warga setempat ini dipertunjukkan pada malam hari setelah musim panen atau bulan purnama antara Mei hingga Agustus.

Tarian ini sepintas terlihat sederhana. Para penari membentuk sebuah lingkaran sambil bergoyang mengikuti irama musik. Gerakan para penari juga harus sesuai dengan alunan mone pejo atau pelantun syair yang mahir berbahasa adat setempat. Salah satu mone pejo yang terkenal dari Suku Sabu bernama Paulus.

Kesenian khas Suku Sabu ini pada zaman dahulu dilakukan di tempat yang gelap dan dibawakan oleh kaum muda-mudi. Tarian Padoa juga merupakan salah satu sarana mencari jodoh. Konon, kesenian ini dipentaskan secara turun temurun oleh Suku Sabu sejak abad X.(JUM/Didimus Payong Dore)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini