Sukses

Tujuh Perwira Tinggi Polri Dimutasi

Mutasi ini dipastikan tidak berkaitan dengan pemeriksaan rekening belasan perwira yang saldonya di luar batas kewajaran. Pemindahan tugas adalah rutinitas biasa di lingkungan Markas Besar Polri.

Liputan6.com, Jakarta: Tujuh perwira tinggi di lingkungan Markas Besar Polri dimutasi. Pemindahan tugas bukan terkait kasus rekening bank 15 perwira tinggi yang dianggap tidak wajar, tapi bertujuan memberi wawasan baru. Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Soenarko D. Ardanto juga membantah mutasi berhubungan dengan isu adanya sindikat jual beli jabatan dan maraknya pemberantasan judi. "Mutasi adalah rutinitas biasa," kata Soenarko di Jakarta, Kamis (4/8).

Brigadir Jenderal Polisi Sudibyo semula menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, kini menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Posisi Sudibyo digantikan Brigjen Pol. Bambang Hendarso yang semula berdinas di Lemhannas. Kemudian, Inspektur Jenderal Polisi Supriadi dari jabatan lama sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri menjadi Kepala Divisi Telematika Polri.

Supriadi kemudian digantikan Irjen Pol. Yusuf Manggarabarani. Sementara Irjen Pol. Baasir Barmawi kini menduduki posisi Deputi Sumber Daya Manusia Polri. Baasir sebelumnya menjabat Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol). Posisi Gubernur Akpol selanjutnya dipegang Irjen M.P. Primanto. Dia semula menjabat Widya Iswara Utama Sepati. Terakhir, Irjen Pol. E. Winarko Adi, tadinya menjadi Deputi SDM sekarang diarahkan sebagai Instruktur Kepolisian.

Mutasi ketujuh perwira tinggi, boleh jadi, mengundang kecurigaan terkait belasan rekening petinggi Polri yang nilai saldonya di luar batas kewajaran. Apalagi, Kepala Polri Jenderal Polisi Sutanto mengaku telah melakukan penyelidikan terhadap temuan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu meski bukan di lini perwira tinggi [baca: Sutanto Menyangkal Memeriksa 15 Pati Polri].

Hasilnya, menurut Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Aryanto Boedihardjo, kemarin, tiga rekening perwira tinggi terindikasi kasus itu. Sebanyak 12 rekening lain adalah milik perwira menengah dan bintara [baca: Rekening Tiga Pati Polri Dianggap Tak Wajar].(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini