Sukses

Batik Sukapura, Keindahan Diambang Kepunahan

Warna Batik Sukapura yang relatif awet seakan memudar karena modal yang minim dan sulitnya pemasaran. Perajin batik tulis di Sukaraja, Tasikmalaya, Jabar, berharap adanya dukungan pemerintah setempat.

Liputan6.com, Tasikmalaya: Batik Sukaraja atau yang dikenal dengan sebutan Batik Sukapura adalah batik tulis khas Tasikmalaya, Jawa Barat. Batik ini dihasilkan dari Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya. Secara turun-temurun, warga di desa ini mengisi hari dengan membatik. Daerah ini pun sempat dikenal sebagai sentra produksi batik.

Namun sejak akhir 90-an, tradisi Batik Sukapura cenderung menyusut. Para perajin batik di daerah ini terus berkurang. Dari puluhan perajin, kini hanya lima orang yang bertahan. Di antaranya To`ah Patonah dan Uun Kurniasih.

Saat ditemui SCTV, baru-baru ini, mereka berdua mengaku mendapat keterampilan membatik dari orang tuanya sejak duduk di sekolah rakyat. Bagi To`ah, membatik tak hanya sekadar mencari nafkah. Goresan canting di atas kain memberinya kepuasan tersendiri. Terlebih jika karyanya bisa menyenangkan orang lain. "Kalau ada yang pakai batik [Sukapura], seneng rasanya," tutur To`ah.

Batik Sukapura sebenarnya tidak jauh berbeda dengan batik tulis pada umumnya. Proses pembuatan juga dilakukan secara tradisional. Namun, warna Batik Sukapura relatif awet dan tidak cepat pudar. Rahasianya, kain bahan dasar direndam dalam campuran minyak kacang tanah dan air sapu merang selama kurang lebih dua pekan.

Untuk menghasilkan satu lembar batik, To`ah membutuhkan waktu satu pekan hingga satu bulan tergantung desain. Batik berciri khas warna merah, hitam, dan cokelat ini dijual antara Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu per lembar.

Namun, batik ini tak bisa bersaing dan kian tenggelam. Kelesuan Batik Sukapura antara lain disebabkan modal yang minim dan sulitnya pemasaran. Selain itu, minat warga Desa Sukapura untuk membatik tergerus kerajinan bordir yang menawarkan keuntungan lebih cepat.

Para perajin batik tulis di Sukaraja berharap adanya dukungan dari pemerintah setempat. Mereka menganggap Batik Sukapura adalah salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Selain itu, warna Batik Sukapura mampu bertahan hingga 100 tahun meski kainnya sudah lapuk dimakan usia.(TOZ/Wendy Surya)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.