Sukses

Cucu Tersayang Dibunuh Kakek

Pairin, seorang kakek di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kediri, Jawa Timur, membunuh cucu yang sangat disayanginya. Untuk mengelabui perbuatannya Pairin membuat sang cucu seolah-olah tewas gantung diri.

Liputan6.com, Kediri: Keluarga besar Sekolah Dasar Negeri Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kediri, Jawa Timur, masih berduka. Ruly Alvianto, murid kelas satu di sekolah itu tewas secara mengenaskan, baru-baru ini. Mereka pantas berduka dan geram karena kematian itu justru di tangan kakeknya. Sejatinya, sang kakek adalah sosok yang paling mencintai cucunya.

Istiqomah adalah salah seorang guru yang masih berduka. Kematian Ruly di tangan kakeknya sampai kini masih sulit dipercaya. Dalam pengamatan Istiqomah selama ini, Pairin, kakek korban, sangat sayang terhadap cucunya. Bahkan tak jarang, Pairin mengantar dan menjemput Ruly di sekolah. Sejak taman kanak-kanak Ruly memang diasuh kakek dan neneknya.

Dari sekian orang yang paling berduka mungkin Lasmini, nenek Ruly. Lasmini harus kehilangan cucu yang dicintainya dan sekaligus pula harus merelakan suaminya meringkuk di tahanan polisi. Sampai saat ini nenek berusia 44 tahun ini tak meragukan kasih dan sayang Pairin kepada Ruly. Namun, sampai kini pula Lasmini masih belum dapat jawaban seorang Pairin tega membunuh cucunya. "Ruly itu cucu saya satu-satunya. Saya jadi mikir kenapa bisa kejadian kayak begini,"kata Lasmini dalam bahasa Jawa.

Lasmini hanya bisa mengenang, saat itu suaminya datang tergopoh-gopoh sambil berteriak-teriak. Lasmini diminta Pairin yang saat itu tengah di sawah diminta segera pulang. Lasmini sempat bertanya namun Pairin tak memberikan jawaban. Dia hanya meminta agar saya cepat pulang saja,&quot kata Lasmini.

Saat itu, Lasmini menyaksikan sendiri cucunya tergantung di jemuran di dalam rumah. Kontan saat itu dalam benak Lasmini, cucunya tewas gantung diri. Namun, belum tuntas mengorek penyebab cucunya gantung diri, beberapa hari kemudian polisi menangkap Pairin yang dinyatakan sebagai tersangka pembunuh cucunya. Polisi yakin, Pairin telah merekayasa penyebab kematian cucunya. Praktis, Lasmini tambah bingung. Antara percaya tidak percaya.

Lasmini berharap suaminya cepat pulang dari tahanan polisi. Namun, bila memang bersalah Lasmini meminta suaminya dihukum sesuai kesalahannya. "Tapi jangan diperlakukan yang tidak-tidak," kata Lasmini.

Kematian Ruly juga menyisakan kesedihan yang mendalam bagi Ama Kusuma, ayah kandung Ruly. Kendati tidak mengasuh langsung, Ama merasa sangat kehilangan. Selama ini Ama dan istrinya Minarsih banting tulang mencari penghidupan yang layak hanya untuk anak semata wayangnya. Tapi kini, harapan itu pupus.

Saat ditemui di tahanan Polres Kediri, Pairin juga sulit mencari alasan membunuh cucu yang dicintainya. Pairin malah memuji Ruly sebagai anak yang baik, penurut dan gampang dinasihati. Bahkan Ruly itu seperti anak sendiri.

Namun, entah kenapa saat itu baru pulang dari sawah Pairin tiba-tiba mencekik cucunya yang tengah tidur pulas. Pairin mencoba mereka-reka penyebab kenekatannya yang diakuinya tak masuk akal. Mungkin, Pairin membunuh Ruly karena cucu satu-satunya itu akan dibawa ibunya yang memang bersama suaminya baru pulang merantau di Malaysia. Intinya, Pairin takut kehilangan. Namun, alasan ini pun sulit diterima akal sehat.

Menurut Pairin, Ruly menolak ajakan ibunya. Penolakan ini diterjemahkan Pairin sebagai bentuk sayang cucu terhadap dirinya. Ini juga yang membuat Pairin berusaha mempertahankan Ruly untuk tetap tinggal bersamanya. Pairin baru akan menyerahkan cucunya bila Ruly sudah kelas enam sekolah dasar.

Apa pun alasan Pairin membunuh Ruly, cucu yang disayanginya, tetap di luar akal sehat. Sambil menyesali perbuatannya, Pairin kini tengah menunggu ketuk palu hakim. Hukuman maksimal 15 tahun penjara menunggunya.(YYT/Tim Derap Hukum)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.