Sukses

Marak, Demonstrasi Peringatan Soeharto Lengser

Demonstrasi mewarnai peringatan tujuh tahun lengsernya mantan Presiden Soeharto. Puluhan mahasiswa dan buruh di Jakarta menuntut agar Soeharto tetap diadili. Ratusan mahasiswa di Medan membakar replika Soeharto.

Liputan6.com, Jakarta: Sekitar 50 mahasiswa dan buruh berunjuk rasa di sekitar Tugu Selamat Datang, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (21/5). Demonstrasi berlangsung dalam rangka memperingati tujuh tahun lengsernya mantan Presiden Soeharto, 21 Mei 1998. Dalam orasinya, pengunjuk rasa menuntut agar mantan penguasa Orde Baru itu tetap diadili [baca: Soeharto Lengser, Habibie Presiden Ketiga].

Usai berunjuk rasa di Bundaran HI, demonstran melanjutkan aksinya menuju Istana Merdeka, Jakpus. Serupa dengan aksi sebelumnya, pengunjuk rasa menuntut pemerintah agar menyita hasil korupsi Soeharto. Termasuk mengusut kejahatan hak asasi manusia (HAM) yang pernah dilakukan Soeharto selama 32 tahun.

Tuntutan serupa dikemukakan Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi), Ahad pekan silam. Saat itu, Ketua Ikohi Mugiyanto menilai, Soeharto harus diperiksa Komnas HAM karena diduga terkait kasus penculikan aktivis prodemokrasi pada 1997-1998. Mugiyanto pun berpendapat, tak ada maaf bagi pelanggar HAM [baca: Komnas HAM Didesak Memeriksa Soeharto].

Demonstrasi juga dilakukan Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia di sekitar Taman Surapati, Menteng, Jakpus. Sebenarnya sasaran demonstran adalah berunjuk rasa di sekitar Jalan Cendana, Jakpus. Namun sejumlah aparat kepolisian setempat menjaga ketat sekitar kediaman Soeharto itu. Lokasi demonstrasi pun dialihkan.

Di Taman Surapati, pengunjuk rasa sempat membakar foto Soeharto sebagai ungkapan kekecewaan. Tak jauh berbeda dengan yang berlangsung di Bundaran HI. Di sana, demonstran berorasi menuntut pengadilan terhadap Soeharto dan kroninya. Mereka juga menuntut pengusutan terhadap kasus-kasus korupsi di era Orde Baru.

Tuntutan Soeharto untuk diadili juga berlangsung di sejumlah daerah. Di Medan, Sumatra Utara, misalnya. Unjuk rasa diwarnai dengan pembakaran replika Soeharto oleh ratusan mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat dari Gerakan Rakyat Bersatu Sumut.

Pengunjuk rasa mengawali aksi di Bundaran Majestik, Medan, dengan berjalan kaki menuju Gedung DPRD. Sepanjang jalan, mereka membagi-bagikan selebaran yang berisi ajakan kepada rakyat untuk menuntaskan reformasi total. Demonstran juga menuntut agar mantan Presiden Soeharto diadili atas kasus dugaan pelanggaran HAM serta korupsi.

Begitu pula dengan sejumlah mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan. Selain mendesak penuntasan kasus korupsi yang melibatkan mantan orang nomor satu di Indonesia itu, mereka juga menuntut pemerintah tidak menghentikan pengusutan penilapan uang di tubuh Komisi Pemilihan Umum dan Bank Mandiri. Di kesempatan itu pengunjuk rasa membawa kambing di atas becak. Itu dilakukan sebagai simbol bahwa pejabat negara saat ini tak lebih dari hewan dungu yang tidak memiliki hati nurani dan selalu menyengsarakan rakyat kecil.

Gelombang unjuk rasa juga digelar mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia di Jambi. Untuk menyampaikan suara, demonstran memaksa untuk bersiaran langsung di Studio Radio Republik Indonesia setempat.

Dalam orasinya, mereka menyatakan rezim Soeharto memang telah berlalu, tapi korupsi belum berhasil dimusnahkan pemerintah. Bahkan kasus tersebut semakin mewabah seperti yang terjadi di KPU. Sebagai simbol lemahnya pemerintah, mahasiswa membakar keranda dan patung pejabat yang diduga korupsi.(AIS/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.